Ajang Pemuda Diserbu Pejabat: Kontestasi Karang Taruna Pandeglang Dinilai Sarat Nafsu Kekuasaan

Ajang Pemuda Diserbu Pejabat: Kontestasi Karang Taruna Pandeglang Dinilai Sarat Nafsu Kekuasaan
Gambar: Agus M Ridwan Alumni GMNI

Pandeglang, Bantensuara.Com – Menjelang pelaksanaan Temu Karya Karang Taruna Kabupaten Pandeglang, dinamika pencalonan Ketua Karang Taruna mulai memanas. Namun, di tengah semaraknya nama-nama yang bermunculan, muncul kritik tajam dari kalangan aktivis muda yang menilai ajang ini seharusnya menjadi wadah gagasan dan pengabdian, bukan ladang kerakusan kekuasaan.

Agus M. Ridwan, alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Pandeglang, menegaskan bahwa pemilihan Ketua Karang Taruna semestinya menitikberatkan pada semangat substantif pemuda untuk membangun daerah.
“Karang Taruna itu ruang gagasan dan pengabdian sosial. Bukan ajang kerakusan kekuasaan,” ujar Agus dengan nada tegas, Kamis (16/10/2025).

Menurutnya, keterlibatan sejumlah pejabat daerah dalam kontestasi ini sangat tidak etis. Ia menyoroti fenomena munculnya nama anggota DPRD dan bahkan  Wakil Bupati Pandeglang yang ikut mencalonkan diri sebagai Ketua Karang Taruna Kabupaten.

“Melihat fenomena yang ramai, bukan berarti kita menghalangi kebebasan demokrasi. Tapi ada batas etika yang harus dijaga. Kalau pejabat publik ikut bertarung di arena kepemudaan seperti ini, kesannya terlalu serakah terhadap kekuasaan,” tutur Agus.

Ia menambahkan, sumber daya manusia di Pandeglang sejatinya sangat banyak dan berpotensi. Banyak aktivis muda, tokoh masyarakat, dan kader sosial yang memiliki kapasitas memimpin organisasi sebesar Karang Taruna.

“Pandeglang ini gudangnya aktivis. Banyak anak muda yang punya idealisme, punya visi sosial, dan siap berkontribusi. Jadi gak perlu pejabat atau politisi ikut-ikutan di ranah ini,” tambahnya.

Agus juga menegaskan bahwa meskipun calon Ketua Karang Taruna perlu memiliki kemandirian ekonomi, bukan berarti jabatan publik menjadi tiket untuk menguasai semua ruang sosial

“Kita tidak menampik bahwa secara materi calon Ketua Karang Taruna harus sejahtera. Tapi bukan berarti mereka yang sudah duduk di kursi parlemen atau birokrasi ikut dalam ajang ini. Itu gak etis dan mencederai semangat regenerasi kepemudaan,” tegasnya.

Ia berharap, pemilihan Ketua Karang Taruna Pandeglang kali ini bisa menjadi momentum bagi para pemuda untuk meneguhkan kembali nilai-nilai sosial, gotong royong, dan pengabdian, bukan sekadar kontestasi politik terselubung.

“Karang Taruna harus jadi wadah pembuktian ide dan kepedulian terhadap masyarakat, bukan tempat memupuk kekuasaan,” pungkas Agus. (Red).

Redaksi/Bantensuara.Com